Yogyakarta merupakan salah satu penghasil batik di Indonesia yang memiliki ciri khas pada motif dan pewarnaannya. Selain itu, sama seperti daerah lainnya, motif batik Yogyakarta juga memiliki filosofi dan makna tersendiri.
Sampai saat ini, salah satu warisan budaya leluhur ini masih tetap populer dan bahkan diakui oleh dunia internasional. Hasil produk kainnya digunakan untuk jarik, bahan pakaian, aksesori fashion, alat rumah tangga, dekorasi, dan sebagainya.
Tidak hanya digunakan oleh orang tua atau saat acara tertentu saja, batik Yogyakarta kini juga banyak dipakai oleh anak-anak muda. Pelestarian warisan leluhur ini dapat melalui berbagai event yang membutuhkan jika fashion, seni, serta budaya dapat digabungkan.
Bukan hanya itu saja, kainnya juga menjadi peluang bisnis menjanjikan karena pasarnya semakin luas. Kamu juga bisa memulai dan mengembangkan usaha batik ini, namun pastikan sudah memiliki ilmu-ilmu berbisnis dan banyak relasi.
Makna Batik Yogyakarta
Sebagai generasi muda, sudah semestinya untuk menjaga dan melestarikan batik, salah satunya khas dari Yogyakarta. Apalagi terdapat makna dan filosofi dari setiap motifnya sehingga menjadi warisan budaya yang tidak ternilai harganya.
1. Simbolisme dalam Motif
Ada banyak sekali motif batik khas Jogja dengan makna dan kegunaan berbeda-beda. Oleh sebab itulah, kamu perlu mengetahui makna dan filosofi motifnya agar tidak salah dalam penggunaannya seperti beberapa contoh berikut.
a. Pamiluto
Pamiluto berasal dari kata ‘pulut’ yang artinya perekat atau dalam bahasa Jawa juga bermakna kepilut berarti tertarik, biasa digunakan untuk acara pertunangan. Batik Yogyakarta ini kebanyakan menggunakan unsur parang, truntum, dan lainnya.
b. Sido Mukti
Sido mukti menggunakan unsur gurda pada motifnya, sangat umum digunakan pada acara pernikahan seperti siraman, ijab, serta panggih. Filosofinya adalah harapan untuk mencapai kebahagiaan lahir batin dan berkecukupan.
c. Sindur
Sindur merupakan batik khas Yogyakarta dengan kombinasi warna merah di tengah dan putih pada pinggirannya. Sindur biasa digunakan oleh tuan rumah ketika mengadakan hajat tertentu seperti pernikahan.
d. Kawung
Kawung berbentuk simetris, merupakan salah satu motif yang tidak asing lagi bagi sebagian orang. Penggunaannya bisa disesuaikan kebutuhan, sementara filosofisnya adalah harapan agar manusia tetap ingat dengan asal usulnya, juga lambang keperkasaan dan keadilan.
2. Karya Tangan yang Teliti
Dari beberapa contoh motif di atas, kamu tentu sudah dapat memahami apa makna batik Yogyakarta? Tidak hanya memiliki makna mendalam saja, warisan budaya ini juga membutuhkan tangan yang teliti dan terampil serta proses panjang dalam pembuatannya.
Proses pertama adalah pengemplongan, yaitu mencuci kain mori lebih dahulu lalu dipukul palu daru kayu hingga kainnya lemas. Jika proses pertama sudah selesai, selanjutnya mola yaitu proses pembuatan pola awal di atas kain mori.
Proses selanjutnya akan memulai proses gambar di balik kain mori sesuai pola, prosesnya biasa disebut nembusi atau nglowong. Kemudian proses nembok, hampir sama seperti proses sebelumnya namun dengan malam lebih kuat untuk menahan rembesan warna.
Medel atau pencelupan dilakukan beberapa kali untuk memberi warna sehingga batik khas Yogyakarta yang dihasilkan sesuai keinginan. Baru selanjutnya proses ngerok atau mengerok dengan logam untuk menghilangkan malam, lalu bilas air dan dianginkan hingga kering.
Proses mbironi adalah pelekatan malam untuk mempertegas pola, yaitu menutup bagian tertentu agar tetap berwarna gelap. Kemudian proses nyoga yaitu mencelipkan kain dalam air bercampur ramuan soga berkali-kali jika tidak menggunakan pewarna kimia.
Nglorod atau mbabar merupakan proses membersihkan malam dengan memasukkannya di air mendidih dan kanji agar malam tidak menempel lagi. Jika malam sudah luntur, barulah kain dicuci dan diangin-anginkan sampai kering.
3. Penghormatan terhadap Budaya
Melestarikan dan menghormati warisan budaya sangat penting, salah satu caranya dengan memahami apa makna batik Yogyakarta? Selain itu, kamu juga bisa menghargai warisan budaya ini dengan beberapa langkah.
Pertama, kamu bisa datang ke tempat wisata budaya yang bisa memberikan pandangan serta wawasan baru mengenai batik. Biasanya tempat wisata budaya akan menjelaskan tentang sejarah, keragaman, filosofis, bahkan hingga cara pembuatan secara langsung.
Kamu bisa mencoba membuat batik khas Yogyakarta di kampung atau desa tempat pembuatannya untuk menambah keterampilan. Bukan hanya agar lebih terampil, kamu juga bisa sekaligus melestarikan salah satu warisan budaya Indonesia ini.
Langkah paling mudah untuk melestarikan warisan budaya ini adalah dengan mengenakan pakaian batik baik pada acara formal maupun non-formal. Bukan hanya pakaian saja, kamu juga mengombinasikannya dengan aksesoris dengan berbagai motif.
Terakhir, jika kamu tertarik dengan bisnis, maka bisa mencoba memasarkan batik sehingga akan lebih banyak lagi yang menggunakannya. Kamu bisa memasarkan batiknya baik dalam bentuk kain maupun produk jadi, pastikan juga ada banyak pilihan motif khas Yogyakarta.
Memasarkan produk kain dari pengrajin berbakat di daerah-daerah bisa meningkatkan ekonomi serta mengenalkannya ke pasaran lebih luas. Meski demikian, pastikan dulu jika kamu sudah memiliki bekal cukup untuk menjalankan usaha tersebut agar menguntungkan.
4. Pengakuan UNESCO
Batik, salah satunya khas Yogyakarta, telah menjadi warisan budaya yang diakui oleh UNESCO setelah perjalanan panjang dan tidak mudah. Meski demikian, warisan budaya ini tidak hanya memiliki nilai seni, namun juga penuh makna maupun filosofis.
Kerajinan tangan ini awalnya berkembang pada Kerajaan Mataram dan Majapahit hingga kini tersebar dari Aceh sampai Papua. Sejarah mencatat karya ini dipengaruhi oleh budaya India dan juga China khususnya Dinasti Tang.
Industri batik Indonesia, termasuk Yogyakarta, terus mengalami perkembangan dan bahkan menyumbang devisa negara dengan jumlah ekspor hingga USD 17.99 juta. Pasar utama produk batiknya seperti Jepang, Amerika Serikat, juga Eropa.
5. Gaya Fashion yang Ikonik
Batik menjadi fashion yang ikonik sebab tidak hanya digunakan oleh orang tua saja, namun juga merambah pada generasi muda. Bukan hanya itu saja, fashion batiknya juga tidak hanya digunakan untuk acara resmi saja namun juga berbagai event maupun kegiatan sehari-hari.
Kini fashion dengan menggunakan batik khas Yogyakarta tidak hanya untuk pakaian saja, namun juga merambah aksesoris lainnya. Kamu bisa dengan mudah menemukan berbagai produk seperti tas, sepatu, jam tangan, dan sebagainya menggunakan desain motif Jogja.
Selain itu, semakin banyak desainer baju yang mulai melirik warisan budaya ini untuk koleksi karya pakaiannya. Bahkan beberapa nama desainer juga telah berhasil mengenalkan karya dengan batiknya ke kancah internasional.
Kamu Juga Bisa Ikutan Workshop Seputar Bisnis di Yogyakarta
Seperti telah disebutkan sebelumnya, batik khas Yogyakarta punya peluang bisnis menjanjikan. Pasarannya sendiri sangat luas, bahkan memungkinkan bisa ekspor ke berbagai negara.
Untuk memulai usaha, sangat penting mempelajari banyak ilmu bisnis salah satunya adalah dengan mengikuti workshop TES Society. Mengundang pembicara berpengalaman, workshop TES Society akan memotivasi kamu untuk terus berkarya dalam hal bisnis.
Bukan hanya itu saja, kamu juga akan bertemu dengan para entrepenuer muda lainnya untuk menjalin relasi hingga kolaborasi. Rekan seperjuangan akan membantu kamu jika menemui permasalahan saat menjalankan usaha.
Yuk ikuti workshop TES Society di Yogyakarta! Dapatkan banyak ilmu seputar bisnis di sana. Untuk mengikuti workshop sekaligus informasi lebih lanjut, kamu hanya dapat langsung menghubungi kontak 08119700284 / 0813-8963-0543.
Warisan leluhur memang sudah seharusnya dijaga dan dilestarikan, terutama oleh generasi muda. Batik khas Yogyakarta merupakan salah satu warisan budaya tidak ternilai harganya bahkan diakui dunia internasional.
Baca juga : Yuk Intip Pesona Destinasi Terbaru di Yogyakarta
TENTANG FOUNDER
Klemens Rahardja is an avid start-up investor and an advocate of entrepreneurship. He has helped more than hundreds of new businesses to start and flourish, locally and internationally in their seed and startup stage as a direct investor and/or mentor and advisor. These include profit and not-for-profit organizations, privately owned businesses, and government bodies, be it from his expertise in building extensive networks, business development, or direct angel investing and venture capital.