Apa itu Exit Strategy? Kapan Kita Harus Melakukannya?

Sebagai seorang pelaku usaha, kamu harus mengetahui exit strategy dan cara mengantisipasi tindakan tersebut. Strategi yang dijalankan oleh pelaku usaha ini dikenal sebagai opsi terakhir. Tujuan menjalankan strateginya yaitu untuk meminimalkan kerugian yang diterima.

Dengan memperhatikan beberapa kemungkinan yang terjadi, strategi ini jadi opsi terbaik. Di dalam dunia bisnis, kita mengenal yang namanya Bangkrut. Kerugian itu bisa disebabkan oleh beberapa faktor, contohnya gagal dalam menjual produk dan memberikan layanan.

Meski terdengar ekstrem, tapi exit strategy tetap menjadi opsi terbaik bagi pelaku usaha yang ingin bergerak lebih jauh. Bangkrut bukan sebuah akhir bagi pelaku usaha, karena masih ada banyak cara yang bisa kamu gunakan untuk merintis kembali perusahaan dari awal.

Definisi sederhana dari strategi ini yaitu mundur sementara dari dunia bisnis dengan menjual semua aset perusahaan pada orang lain. Setelah menjual aset perusahaan dan menyelesaikan likuidasi, kamu bisa ambil langkah baru berdasarkan pengalaman usahamu sebelumnya.

Memahami Apa itu Exit Strategy dalam Dunia Bisnis

Exit Strategy

Perusahaan memiliki risiko untuk menerima kerugian total atau pure risk. Kerugian yang terus menumpuk bisa membuat perusahaan itu bangkrut. Nilai saham perusahaan turun dan harus segera ditindaklanjuti jika pelaku usahanya tidak ingin mendapat kerugian lebih.

Salah satu opsi yang kamu miliki saat berada di posisi itu adalah menjalankan strateginya. Dari informasi yang berhasil didapatkan, strategi menjual kepemilikan bisnis ke orang lain disebut exit strategy. Dengan menjalankan strateginya, kamu masih bisa dapatkan benefit.

Alasannya karena kerugian bisa diminimalkan dan kamu bisa tetap mendapat hasil. Tentu saja kamu bisa memantau perusahaan ditangan orang lain jika sudah pindah tangan. Biasanya ada investor yang tertarik pada bisnis skala besar sehingga strategi ini memungkinkan.

Exit strategy adalah langkah yang diambil pebisnis pintar, karena dirinya melihat prospek di jangka waktu panjang. Usaha yang tidak bisa dipertahankan, pasti lebih baik dilepaskan saja ke orang lain. Lalu setelah melepaskan aset, kamu bisa bangun lagi semuanya dari awal.

Pengalaman yang sudah didapatkan dari bisnis sebelumnya bisa kamu gunakan kembali. Oleh sebab itu strateginya sangat menguntungkan apalagi untuk jangka waktu panjang. Untuk cara mengaplikasikannya, ada beberapa jenis strategi yang bisa kamu gunakan nanti.

Baca juga : Strategi Bisnis Terbaik di Tengah Masa Pandemi

Jenis-jenis Exit Strategi Berdasarkan Prosedurnya

menghadapi krisis

Berdasarkan cara pengaplikasiannya, ada beberapa jenis strategi yang bisa kamu gunakan. Di dalam proses pengaplikasian, ada keuntungan dan kerugian harus diperhatikan. Berikut ini, beberapa jenis strategi yang bisa digunakan untuk meminimalkan kerugian.

1. M&A (Merger and Acquisition)

Menjual perusahaan atau nama bisnis ke pengusaha lain, menjadi salah satu bentuk exit strategy yang banyak dipakai pelaku usaha. Dengan cara ini, perusahaanmu akan diambil alih orang pengusaha lain dan digabungkan menjadi anak perusahaan.

Kelebihan metode ini yaitu negosiasi harga bisa diperhitungkan secara bersama. Peluang untuk meningkatkan nilai bisa terjadi selama penawarannya masih normal.

2. Meneruskan ke Keluarga

Suksesor keluarga mendapat kesempatan untuk mengelola bisnis yang sudah berdiri. Exit Strategy tidak selamanya harus diterapkan ketika nasib perusahaan sedang buruk. Selama nama pemilik perusahaan itu berpindah, maka penerapannya bisa disebut strategi.

Kelemahan strategi ini hanya terlihat pada konflik keluarga dan kurangnya skill suksesor di bidang bisnis. Namun untuk keuntungannya, kamu masih bisa mengintervensi dan juga membantu perusahaan agar dapat terus berkembang melalui hubungan keluarga.

3. Manajemen dan Karyawan Buyouts

Selanjutnya, kamu bisa melakukan transisi karyawan secara langsung. Strategi cenderung lebih baik karena kamu hanya perlu mengubah manajemen perusahaan. Karyawan senior lebih banyak diperkerjakan untuk menjalankan bisnis karena sudah familiar.

Sayangnya, strategi memiliki kelemahan yaitu perubahan suasana di dalam manajemen. Terjadinya masa transisi membuat beberapa pekerja kehilangan tempatnya. Namun jika dilihat dari kelebihannya, cara ini lebih cepat untuk melakukan exit strategy.

4. Menjual Saham ke Investor

Menjual saham menjadi salah satu opsi yang bisa kamu lakukan untuk menginisiasi proses perubahan nama. Investor dengan saham tertinggi, bisa memiliki kendali penuh. Namun untuk menjual saham, kamu harus meningkatkan nilai perusahaan terlebih dulu.

Terkadang cara ini sulit dilakukan jika nilai asetnya menurun dan sulit mencari investor. Di sisi lain, cara ini memiliki tingkat kesuksesan yang lebih baik dibandingkan strategi lainnya.

5. Initial Public Offering

Sama halnya seperti saham, IPO merupakan strategi yang dilakukan untuk menjual aset ke Shareholder tertinggi. Caranya kamu bisa membuat sistemnya menjadi bisnis go Public. Penentu kesuksesan exit strategy terletak di saat aktivitas bursa saham terjadi.

Ketika investor baru muncul dengan aset tertinggi, bisnis bisa berkembang di tangannya. Karena sudah publik, banyak instansi yang mengawasi perusahaan tersebut. Namun jika dilihat dari keuntungannya, perusahaan bisa jadi lebih baik di tangan yang tepat.

6. Acquihires

Lalu ada juga strategi membeli perusahaan untuk mendapat talenta di dalamnya. Strategi Acquihires lebih seperti akuisisi perusahaan agar pekerja berbakat bisa diperkerjakan. Di masa transisi, pengusaha baru bisa menciptakan struktur organisasinya sendiri.

Jika didefinisikan, Acquihires adalah tipe exit strategy yang mengandalkan prospek ke depannya. Pelaku usaha memilih talenta berbakat dibandingkan aset perusahaan. Hal ini bisa menciptakan masa depan yang baik atas loyalitas karyawan-karyawannya.

Likuidasi untuk Menjual Perusahaan yang Bangkrut

Tentu saja sebagai seorang pebisnis, kamu diberikan dua opsi sebelum mengambil keputusan itu. Pilihan pertama yaitu mengantisipasinya agar kamu tidak perlu menjual aset. Sedangkan pilihan kedua, kamu harus tahu rencana dan langkah selanjutnya setelah aset dijual.

Keenam cara di atas pada dasarnya bisa digunakan untuk tidak menjual seluruh aset. Kamu masih bisa dapat untung dari penjualan yang sudah dilakukan. Tapi jika sudah bangkrut dan aset perlu dijual sepenuhnya, exit strategy berbentuk Likuidasi harus dilakukan.

Jenis strategi yang satu ini dilakukan ketika kamu harus membayar hutang pada shareholder. Kamu perlu menjual aset berupa harta perusahaan secara keseluruhan. Setelah itu kamu tidak akan memiliki aset untuk mendirikan perusahaan lagi ke depannya.

Likuidasi dilakukan jika perusahaan itu sudah benar-benar mengalami kebangkrutan dan tidak bisa ditolong lagi. Pinjaman kredit di masa depan juga akan sulit dilakukan di tahap ini. Oleh sebab itu, kamu tidak boleh menganggap remeh penurunan nilai aset perusahaan.

Mulailah Bijak dalam Mengontrol Perusahaan

konsultan bisnis Jakarta

Exit strategy jadi kondisi penentu nasib perusahaan ketika sudah mengalami penurunan aset. Agar siap menghadapinya, kamu harus sering-sering melakukan uji banding dan juga simulasi. Selain itu, kamu juga bisa ikuti kelas pelatihan bisnis agar mendapat pengalaman baru.

Sekarang, Klinik Bisnis untuk mengasah kemampuan pengusaha sudah hadir. Program yang di sediakan oleh The Entrepreneurs Society ini bisa kamu ikuti secara langsung.

Pelatihan fokus pada pengembangan diri dari tahap awal, menengah sampai akhir (exit strategi). Klinik Bisnis menyediakan edukasi, pelatihan dan konsultasi wirausaha. Materi edukasi yang diberikan di dalam Klinik Bisnis terdiri dari :

  1. 4 Esensi Kewirausahaan
  2. 6 Tahapan Kewirausahaan
  3. 8 Inti Kewirausahaan

Jadi dengan 3 materi tersebut, kamu dapat berkembang menjadi pebisnis yang lebih baik lagi. Untuk mengikuti program Klinik Bisnis secara langsung, hubungi WA Admin Klinik Bisnis: 0811-9700-284, WA ELITES: 081389630543

Sebagai pelaku usaha mikro, kamu wajib mengikuti program Klinik Bisnis TES. Pengalamanmu di dalam klinik akan membantu menghadapi kondisi kritis perusahaan. Untuk mengantisipasi exit strategy, jadilah pebisnis yang berpikiran terbuka dengan mengikuti Klinik Bisnis.

TENTANG FOUNDER

Klemens B. Raharja

Klemens Rahardja is an avid start-up investor and an advocate of entrepreneurship. He has helped more than hundreds of new businesses to start and flourish, locally and internationally in their seed and startup stage as a direct investor and/or mentor and advisor. These include profit and not-for-profit organizations, privately owned businesses, and government bodies, be it from his expertise in building extensive networks, business development, or direct angel investing and venture capital.

Baca juga : Yuk Simak Cara Menentukan Strategi Bisnis yang Baik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ask Us