Mindset pengusaha sering dibandingkan dengan karyawan. Bagaimana tidak, dalam hal pekerjaan saja, pengusaha dan karyawan memiliki prioritas yang berbeda. Misalnya, pengusaha lebih memprioritaskan bagaimana cara memimpin dan menentukan ke mana arah usahanya.
Sedangkan karyawan lebih memprioritaskan perintah dari atasan. Meskipun seorang karyawan memiliki job desk atau tugasnya masing – masing, namun mereka juga perlu mendengarkan apa yang diperintahkan oleh atasannya, karena itu adalah salah satu kewajiban seorang pegawai.
Itu sebabnya banyak orang yang memikirkan mindset pengusaha vs karyawan. Dengan prioritas berbeda, tentu saja pola pikirnya juga berbeda. Meskipun keduanya sebenarnya sama – sama memiliki keinginan untuk sukses dalam karir.
Namun tetap saja, jalan yang ditempuh seorang pengusaha dalam mencapai kesuksesan karirnya berbeda dengan seorang karyawan. Bahkan permulaannya juga berbeda, misalnya pengusaha memulai bisnisnya dengan mencari ide, relasi atau ilmu berbisnis sendiri.
Sedangkan karyawan memulai kariernya dengan mencari pekerjaan di perusahaan – perusahaan. Dalam artikel ini, kita akan membandingkan perbedaan mendasar antara mindset pengusaha dan karyawan, yang memengaruhi cara mereka mendekati pekerjaan dan tujuan dalam karir mereka.
Mindset Pengusaha vs Karyawan
Apa yang membedakan antara mental pengusaha dan mental karyawan? Mungkin kamu juga sering bertanya – tanya apa yang membedakan keduanya. Pola pikir keduanya sama – sama dibentuk untuk mendapat keuntungan serta kesuksesan dalam berkarir.
Namun perbedaannya terletak pada bagaimana pola pikir keduanya dalam proses mencapai kesuksesan itu sendiri. Kamu bisa memahami lebih lanjut tentang mindset pengusaha vs karyawan berikut ini dan mencari tahu mana pola pikir yang lebih baik untuk berkarir.
1. Mindset pengusaha: Pemikiran Kemandirian vs. Ketergantungan
Pola pikir keduanya dapat dibedakan dari pemikiran tentang kemandirian. Seorang pengusaha cenderung berpikir lebih mandiri untuk menata karir. Itu sebabnya, pebisnis selalu berusaha mencari ide untuk mendirikan bisnisnya sendiri, serta mendapat keuntungan mandiri dari sana.
Mindset pengusaha mengajak seseorang berusaha berdiri di atas kaki sendiri, sehingga semua hal yang dilakukan untuk membentuk bisnis terasa lebih sulit. Sebab, pengusaha harus berusaha menjalin Kerjasama, mencari relasi, dan terus memikirkan inovasi untuk sukses.
Sedangkan seorang karyawan cenderung tidak memiliki sifat mandiri dalam meniti karir. Seorang pegawai memiliki pola pikir lebih ke arah ketergantungan, karena mereka mencari lowongan pekerjaan dari perusahaan lain yang sedang membutuhkan karyawan baru.
Sehingga, dapat dikatakan pegawai tidak memiliki pijakan sendiri dalam mencapai sukses. Mereka bergantung pada perusahaan dan atasan untuk bertahan mendapat gaji. Itu sebabnya, mereka lebih memprioritaskan perintah atasan untuk meraih kesuksesannya.
2. Minat pada Inovasi dan Peluang vs. Stabilitas dan Keamanan
Mindset pengusaha lebih ke arah terus mencari peluang dan berinovasi untuk kemajuan bisnis. Pebisnis selalu pintar melihat dan mendapatkan peluang, terutama jika sudah memiliki banyak pengalaman dalam berbisnis. Mereka juga tidak takut mengambil risiko dalam kegiatan bisnis.
Seorang pebisnis juga selalu berpikir untuk mendapatkan ide – ide baru, karena sebuah bisnis harus mengalami pembaharuan agar tidak bosan dan semakin menarik minat konsumen. Inovasi ini tidak hanya berguna untuk memperbarui ide bisnis, namun juga memperbaiki sistem.
Mindset pengusaha berbeda dengan karyawan. Seorang pegawai lebih sering berpikir untuk menjaga stabilitas dan keamanannya. Mereka biasanya memiliki pola pikir untuk melakukan pekerjaan sesuai job desk saja, asalkan nantinya perusahaan tetap memberi gaji dengan layak.
Pola pikir ini juga berhubungan erat dengan prioritas pegawai, yaitu mendengarkan dan menaati perintah atasan. Hal ini dilakukan untuk menjaga keamanan posisi mereka, jadi sebaiknya tidak menyimpang dari peraturan perusahaan agar bisa tetap bekerja dengan aman.
3. Tanggung Jawab Penuh vs. Tanggung Jawab Terbatas
Mindset pengusaha yaitu selalu memiliki tanggung jawab penuh atas perusahaannya. Pebisnis selalu menjadi pemimpin di perusahaannya sendiri, karena mereka ada otak di mana ide – ide tentang bisnis selalu muncul dan direalisasikan untuk menghasilkan keuntungan semua pihak.
Tanggung jawab pebisnis tidak hanya berhenti di inovasi saja, pebisnis juga memikirkan bagaimana cara mengembangkan perusahaan menjadi lebih baik lagi. Misalnya dengan mencari relasi, memikirkan sistem pemasaran, sistem penjualan, dan masih banyak hal lainnya.
Sedangkan karyawan memiliki tanggung jawab terbatas, berbeda dengan mindset pengusaha. Karyawan hanya memiliki tanggung jawab di lingkup pekerjaannya saja atau hanya di job desk. Bahkan pekerjaan yang beda bidang sudah tidak menjadi tanggung jawab pegawai lagi.
Tanggung jawab terbatas ini cenderung membuat seseorang tidak berkembang, karena tidak banyak tantangan dan hambatan yang mereka hadapi. Sedangkan, semakin sering seseorang menghadapi rintangan, akan ada lebih banyak hal lagi yang bisa mereka pelajari.
4. Pendekatan Terhadap Kegagalan Mindset pengusaha
Pendekatan terhadap kegagalan juga menjadi salah satu pembeda mindset pengusaha dengan karyawan. Pebisnis biasanya menghadapi kegagalan dengan perasaan jauh lebih tenang, karena kegagalan dalam berbisnis adalah hal biasa dan sudah seharusnya dijadikan pembelajaran.
Hal ini dilakukan karena kegagalan selalu terjadi akibat kesalahan dan kelalaian sebelumnya. Dengan menelusuri apa kesalahan dan kelalaian yang sudah dilakukan, seseorang akan tahu mengapa mereka gagal dan berusaha menghindari melakukan kesalahan sama di masa depan.
Mindset pengusaha ini tentu berbeda dengan karyawan. Dalam menghadapi kegagalan, pegawai cenderung lebih takut dan merasa bahwa kegagalan itu adalah akhir dari semuanya. Hal ini terjadi karena kegagalan karyawan biasanya berdampak pada perusahaan tempat kerja.
Sehingga pegawai akan menganggap bahwa kegagalannya menjadi catatan bagi atasan bahwa kinerjanya sangat buruk. Pegawai juga akan mudah merasa bersalah atas kegagalannya. Padahal dari kegagalan itu, seseorang bisa mendapatkan pelajaran – pelajaran penting.
5. Tujuan Jangka Panjang vs. Tujuan Pekerjaan
Dalam hal memikirkan tujuan, mindset pengusaha dan karyawan juga memiliki perbedaan. Pengusaha lebih memikirkan tujuan jangka panjang, sehingga mereka selalu selangkah di depan, karena tidak mau ketinggalan dan ingin pekerjaannya berefek untuk masa depan.
Sedangkan, pegawai hanya memiliki tujuan kerja saja. Jika sudah mendapat kerja, mereka lebih memikirkan bagaimana cara menyelesaikan pekerjaan dan melewati hari – hari dengan pekerjaan yang sama.
Tujuan bekerja karyawan adalah untuk mendapatkan gaji dan menabung sebisa mungkin. Sehingga dapat dikatakan kegiatannya kurang memiliki tujuan jangka panjang jika dibandingkan dengan pengusaha.
Kamu bisa menilai sendiri tentang mindset pengusaha vs karyawan. Tentunya dalam proses meniti karir, pola pikir seorang pebisnis seharusnya kamu miliki untuk mencapai kesuksesan jangka panjang. Hal ini juga yang membuat banyak orang berpikir untuk beralih jadi pengusaha.
Menjadi pebisnis memang awalnya tidak mudah, namun dengan banyak latihan dan belajar hal – hal baru dalam bisnis, tentu kamu bisa mencapai kesuksesan tersebut. Demi menunjang ilmu dan pembelajaran terkait bisnis, kamu harus sering mengikuti pelatihan di bidang bisnis.
TES adalah Lembaga pelatihan yang cocok untukmu. Dibimbing oleh mentor berpengalaman, sehingga bisa membentuk mindset pengusaha dengan baik, yuk cari tahu lebih lengkap seputar bisnis dengan berlangganan di majalah Manifesto TES Society, hubungi WA Admin Klinik Bisnis 0813-8963-0543.
Baca juga : Kunci Sukses Kembangkan Business Mindset untuk Pengusaha
TENTANG FOUNDER
Klemens Rahardja is an avid start-up investor and an advocate of entrepreneurship. He has helped more than hundreds of new businesses to start and flourish, locally and internationally in their seed and startup stage as a direct investor and/or mentor and advisor. These include profit and not-for-profit organizations, privately owned businesses, and government bodies, be it from his expertise in building extensive networks, business development, or direct angel investing and venture capital.