Adanya resesi 2023 skala global tentu sudah dapat dirasakan oleh seluruh elemen masyarakat. Tidak sedikit masyarakat awam bertanya-tanya terkait penyebab resesi 2023 dan faktornya mengapa bisa berdampak secara global.
Apabila kamu penasaran terkait hal tersebut jangan khawatir karena disini kami akan membahas secara rinci. Sehingga sebagai pelaku ekonomi kamu bisa mempersiapkan diri dengan langkah efektif.
Ada banyak pemicu terjadinya resesi 2023 apabila kita meninjau dari beberapa aspek masif. Mulai dari pandemi, perang dagang, sampai faktor geopolitik yang sampai sekarang masih terus memanas.
Mari kita lakukan analisis sederhana agar kamu bisa mengambil langkah paling efektif. Sebagai pelaku ekonomi tentu kamu tidak ingin terjerat dalam gejolak perekonomian dan berakhir kolaps.
Artikel ini mengupas akar penyebab yang mungkin memicu resesi tahun 2023, dengan memerinci faktor global yang memainkan peran penting dalam dinamika ekonomi saat ini.
Pandemi dan Dampaknya
Ketika pandemi COVID-19 terjadi banyak orang khawatir apa yang terjadi jika resesi dunia?Pergolakan perekonomian ini jelas dapat memicu kebangkrutan bisnis dari segala elemen terutama UKM.
Meskipun sudah surut namun dampak pandemi masih dapat kita rasakan sampai sekarang bahkan resesi 2023 di sektor perekonomian. Kemampuan produksi korporasi dan gairah konsumsi pasar masih lemah akibat regresi perekonomian skala global.
Karena dampak pandemi COVID-19 cukup luas mari kita tinjau dari sisi penurunan produksi dan konsumsi. Karena itu adalah fundamental dalam kegiatan perekonomian dan dampaknya jelas terasa.
1. Penurunan produksi
Secara umum penurunan produksi terjadi karena banyak bisnis terpaksa tutup karena tidak mampu bertahan dari serangan pandemi. Kemudian rantai pasokan jelas terhambat dan membuat roda produksinya tidak berjalan lancar.
Ketika hal tersebut terjadi maka korporasi akan kesulitan dalam mempertahankan stabilitas keuntungan. Berbagai langkah harus diambil untuk memangkas kerugian, bahkan potensi paling buruk harus tutup.
2. Penurunan konsumsi
Ketika resesi 2023 terjadi gairah konsumsi pasar jelas menurun drastis karena prioritas masyarakat terbatas pada kebutuhan primer. Otomatis sektor produksi kebutuhan sekunder dan tersier menjadi terseok pergerakannya.
Penerapan lockdown jelas berpengaruh kepada shopping habit masyarakat tidak hanya Indonesia namun dunia. Industri rekreasi jelas mendapatkan pukulan telak karena kebutuhan tersier prioritasnya semakin rendah di masa pandemi.
Perubahan Harga Komoditas
Selain pandemi akar penyebab resesi 2023 di dunia ditimbulkan oleh perubahan harga komoditas yang terlalu signifikan. Negara yang sangat bergantung terhadap impor seperti Indonesia jelas merasakan dampaknya.
Perlu diketahui bahwa ketergantungan Indonesia di sektor komoditas tertentu jelas sangat buruk. Kita terlalu fokus pada sektor pertambangan dan pertanian yang jumlahnya belum mampu mengcover devisa negara.
Ekspor bahan mentah tersebut tentu saja memiliki value lebih rendah dibandingkan produk jadi. Indonesia masih terbatas pada kemampuan ekstraksi sumber daya tanpa memiliki kapabilitas terhadap pengolahan.
Jadi untuk memenuhi kebutuhan konsumsi nasional kita masih harus mengandalkan impor. Misalnya bahan garmen, suku cadang kendaraan, elektronik, sampai kebutuhan bahan pokok.
Oleh sebab itu ketika resesi 2023 terjadi Indonesia sangat terpukul akibat kurangnya leverage terhadap penawaran global. Gejolak perekonomian global membuat negara target ekspor Indonesia harus lebih konservatif dalam kebijakannya.
Sehingga pembelian mereka terhadap sumber daya ekspor dalam negeri menjadi berkurang. Hasilnya peredaran rupiah berkurang dan membuat leverage Indonesia dalam perdagangan indonesia juga turun.
Ketidakpastian Perdagangan Global
Iklim perdagangan global juga semakin fluktuatif dengan adanya persaingan antara China dan Amerika Serikat. Dua negara tersebut memang memiliki konflik dagang yang berimbas pada negara konsumen seperti Indonesia.
Secara umum penyebab resesi 2023 ini dapat kita kategorikan menjadi tiga yaitu perubahan pola perdagangan, penurunan permintaan global, dan inkonsistensi regulasi. Berikut akan kami jelaskan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh pembaca awam.
1. Pola perdagangan
Negara yang terdampak konflik dagang antara Amerika dan China akan mencari pasar alternatif untuk mengekspor barang mereka. Indonesia adalah salah satu negara terdampak dan melakukan penyesuaian pola perdagangan.
Ketika pola perdagangannya berubah otomatis sebuah negara harus menyesuaikan kembali rantai pasokan. Hal tersebut otomatis berdampak pada perlambatan pertumbuhan ekonomi dari hasil perdagangan internasional.
2. Penurunan permintaan global
Perang dagang dapat memicu inkonsistensi dan resesi 2023 sehingga kepercayaan pasar global ikut menurun. Hal tersebut tentu menghambat laju investasi sekaligus mengurangi permintaan global baik itu barang maupun jasa.
3. Inkonsistensi regulasi
Salah satu dampak terjadinya perang dagang jelas inkonsistensi regulasi apalagi ada dua pemain besar yaitu China dan Amerika. Inkonsistensi tersebut jelas membuat perusahaan ragu dalam melakukan investasi jangka panjang.
Hal tersebut juga berimbas pada keraguan investor dalam melakukan kontrak bisnis jangka panjang. Karena mereka jelas khawatir perubahan regulasi akan membuat keuntungan investasinya menurun.
Volatilitas Pasar Keuangan
Volatilitas pasar keuangan juga berperan penting dalam memicu terjadinya resesi 2023. Fluktuasi pasar saham, obligasi, dan mata uang sangat berpengaruh terhadap kepercayaan investor maupun stabilitas ekonomi berikut detailnya.
1. Pasar saham
Fluktuasi tajam yang terjadi di pasar saham mampu mempengaruhi kepercayaan investor baik nasional maupun internasional. Pasar investasi yang kuat dan stabil cenderung memberikan kepercayaan kepada para investor.
Adanya fluktuasi tajam menunjukkan bagaimana sebuah negara tidak mampu mengontrol keadaan ekonominya. Ketidakpastian ini jelas membawa dampak negatif dalam pasar saham yang berujung pada lambatnya progres pertumbuhan ekonomi.
2. Obligasi
Obligasi disini berperan sebagai salah satu faktor penentu kepercayaan investor terhadap kemampuan utang sebuah negara. Adanya kenaikan suku bunga atau potensi default dapat mengganggu kepercayaan para penanam modal.
Jika fluktuasi sudah terjadi maka perbandingan yield and price tidak akan sebanding. Tentu hal tersebut membuat ketertarikan penanam modal terhadap obligasi cenderung turun dan negara kehilangan salah satu potensi pendapatannya.
3. Mata uang
Kemudian faktor pemicu resesi 2023 yang cukup kuat adalah terjadinya fluktuasi nilai tukar uang nasional dengan internasional. Ini sangat berpengaruh terhadap daya saing baik itu ekspor maupun impor sebuah negara.
Ketika mata uang mengalami depresiasi tajam maka biaya impor akan naik secara signifikan. Hasilnya negara tersebut akan mengalami inflasi yang jelas mampu memicu terjadinya regresi ekonomi.
Faktor Geopolitik
Ketidakpastian geopolitik seperti konflik regional dan juga perubahan kebijakan internasional juga berpotensi memicu resesi 2023. Secara umum faktor geopolitik memicu terjadinya lingkungan ekonomi yang tidak stabil, berikut analisisnya.
1. Investasi bisnis
Terjadinya instabilitas regional dan perubahan kebijakan internasional akan memicu penundaan kegiatan investasi. Alasannya sederhana para investor tentu tidak ingin mengambil risiko terlalu jauh.
2. Kebijakan moneter
Ketika terjadi instabilitas regional jelas negara akan mengambil kebijakan moneter lebih konservatif atau reaktif. Kebijakan konservatif akan membuat pergerakan ekonomi melambat karena negara cenderung bermain aman.
Sedangkan kebijakan reaktif akan memicu inkonsistensi regulasi yang berimbas pada keraguan penanam saham. Keduanya jelas memperlambat pertumbuhan ekonomi jika dilakukan dalam jangka panjang.
3. Perdagangan dan pasokan global
Konflik baik itu regional maupun internasional jelas memberikan gangguan rantai pasokan. Ketergantungan pada komponen atau bahan dari negara terlibat konflik jelas menyebabkan penundaan produksi sampai kurangnya pasokan.
Untuk memahami analisis ekonomi makro seperti ini ada baiknya kamu menggunakan source lebih lengkap seperti Majalah Manifesto TES Society. Ayo gabung bersama komunitas TES Society agar lebih paham masalah analisis bisnis.
Ingin berlangganan Majalah Manifesto TES Society atau info lebih lengkap bisa hubungi whatsapp klinik bisnis di 0813-8963-0543. Jadilah entrepreneur yang cerdas, adaptif, dan mampu memanfaatkan peluang bersama TES Society. Yuk cari tahu lebih lengkap seputar bisnis dengan berlangganan di majalah Manifesto TES Society.
Materi analisis perekonomian ini memang hanya sebagai pengantar dan camilan ringan saja. Jika ingin paham bagaimana pengaruh resesi 2023 terhadap perekonomian global langsung gabung di circle TES Society sekarang juga.
Baca juga : Dampak Resesi 2023 Terhadap Perubahan Harga Emas
TENTANG FOUNDER
Klemens Rahardja is an avid start-up investor and an advocate of entrepreneurship. He has helped more than hundreds of new businesses to start and flourish, locally and internationally in their seed and startup stage as a direct investor and/or mentor and advisor. These include profit and not-for-profit organizations, privately owned businesses, and government bodies, be it from his expertise in building extensive networks, business development, or direct angel investing and venture capital.